Mengintip, Bagaimana “Suneung” di Korea??

Minggu, 23 Juni 2013

suasana ujian

Menurut teks-teks kuno, pendidikan di Korea telah ada semenjak jaman Tiga Kerajaan (57 SM – 668 M) dibawah pengaruh sistem pendidikan Cina yang memang sangat maju pada jaman itu.
Pada tahun 372 institusi pendidikan tinggi dengan nama T’aehak (Akademi Konfusius Nasional) didirikan oleh Kerajaan Koguryo (37 SM – 668 SM). Institusi serupa dengan nama Kukh’ak (Universitas Konfusius Nasional) juga didirikan pada tahun 682 ketika masa pemerintahan Kerajaan Shilla (57 SM – 935 M). Kerajaan Shilla juga menciptakan sistem pelatihan unik yang dinamakan hwarangdo, untuk melatih pemuda-pemudia dari kalangan bangsawan.



Pada masa kerajaan-kerajaan ini hingga abad ke-19, pendidikan di Korea memfokuskan pada mempelajari literatur-literatur Cina dan Konfusianisme. Hingga pada akhir abad ke-19, ketika Korea membuka diri terhadap barat dan mulai mengadopsi pendidikan gaya barat.

Lalu gimana dengan sistem pendidikan di Korea sekarang? Sistem pendidikan di Korea saat ini mirip dengan di Indonesia, yaitu 6 tahun pendidikan dasar, 3 tahun pendidikan menengah awal, 3 tahun menengah atas, baru kemudian pendidikan tinggi. Usia untuk sekolah dasar pun sama dengan di negara kita yaitu dari mulai usia sekitar 6 tahun, dan untuk tingkat pendidikan seterusnya pun tak jauh berbeda.
Sekolah menengah atas di korea biasanya dibagi menjadi dua jenis, sekolah umum dan kejuruan. Ada juga beberapa sekolah yang disebut sekolah komprehensif, yaitu sekolah umum dan kejuruan digabung(rada mirip sekolah aku..kekeke). Sekolah-sekolah khusus pun ada, misalnya sekolah menengah khusus seni, olahraga, ilmu pengetahuan, dll.

Seperti apa kehidupan SMA di Korea? Well, pernah sekali saya berkirim pesan melalui e-mail dengan seorang pelajar SMA di Korea. Pernah dia mengatakan bahwa dia masuk sekolah jam 7 dan pulang jam 10. Saya kaget, cuma belajar tiga jam saja? Tapi saya makin kaget ketika dia membalas e-mail saya berikutnya kira-kira seperti ini: “No, you’re wrong. We go home at 10 p.m.
Yups, mereka pulang jam 10 malam! Mereka pulang larut seperti itu karena adanya kegiatan “belajar mandiri” intensif yang didukung oleh sekolah. Kurikulum mereka juga memang dikenal “kejam” karena memiliki sekitar 11 mata pelajaran. Kebanyakan siswa-siswa di sana juga mengikuti hagwon, semacam sekolah tambahan untuk pelajaran tertentu mungkin mirip bimbel di Indonesia, bahkan banyak diantara pelajar-pelajar itu yang mengikuti lebih dari satu hagwon.
Kesimpulannya memang pelajar korea itu pekerja keras. Ga heran kalau negara mereka bisa maju seperti sekarang.

Ujian masuk perguruan tinggi di Korea sangatlah sulit. Mungkin ini adalah salah satu penyebab kenapa pelajar SMA di sana belajar sangat keras. Kompetisi untuk masuk ke Universitas sangatlah tinggi walaupun akhir-akhir ini tidaklah setinggi dulu karena semakin banyaknya pelajar-pelajar yang diterima oleh universitas-universitas itu akibat penambahan kapasitas.
Kalau di indonesia, anak kelas 3 SMA selalu sibuk dengan UAS (Ujian Akhir Sekolah) dan SBMPTN untuk masuk universitas.
Di Korea, di SMA tidak ada UAS, namun ada Suneung. Apa itu Suneung?
Suneung adalah ujian yang diadakan untuk bisa masuk ke perguruan tinggi / universitas di Korea Selatan. Suneung diadakan 1 tahun sekali, biasanya pada bulan November. Mata pelajaran yang diujikan termasuk :
  • Bahasa Korea (국어 영역), 45 pertanyaan
  • Matematika (수학 영역), 30 pertanyaan
  • Bahasa Inggris (영어 영역), 45 pertanyaan
  • Ilmu Sosial (IPS)/PA/Vocational Education (탐구 영역), 20 pertanyaan
    • Social Studies (사회탐구 영역)
    • Sciences (과학탐구 영역)
    • Vocational Education (직업탐구 영역)
  • Bahasa Asing atau Karakter dan Klasik China (2외국어·한문 영역)
    • ArabChinaChina Klasik, Perancis, Jerman, Jepang, Rusia, Spanyol, Vietnam (Pilih satu)
Penilaian dalam memasuki universitas ialah kombinasi dari pencapaian selama masa SMA digabungkan dengan nilai ketika tes skolastik secara nasional, agak berbeda dengan negara kita yang menilai hanya dari hasil SNMPTN saja. Rapor ketika SMA menyumbang 40% dalam penentuan kelulusan. Akan tetapi, karena ujian di sekolah juga sama pentingnya dengan ujian untuk memasuki universitas (yang disebut Su-neung, tes kemampuan skolastik untuk masuk perguruan tinggi), maka pelajar di sana tidak memiliki waktu untuk bersantai. Menurut statistik, pelajar di Korea harus menghafal 60 hingga 100 halaman setiap kali tes untuk bisa mendapat nilai bagus.
Tes untuk masuk universitas sangatlah penting karena menentukan masa depan siswa tersebut. Saking pentingnya, ketika masa-masa mendekati ujian perkantoran buka jam 10 pagi untuk mengakomodasi para orang tua yang menemani anaknya belajar hingga malam. Pada sore harinya, tempat-tempat rekreasi seperti klub tenis juga tutup lebih awal agar siswa dapat belajar di sore harinya.

Waktu yang dihabiskan untuk Suneung ini hampir 9 jam lho!
Ujian ini tidak hanya penting bagi si pelajar sendiri, tapi juga keluarga dan masyarakat!
Masyarakat Korea, saat “Suneung” berlangsung, anggota keluarga ikut mengantarkan siswa dan membawa spanduk penyemangat. Para adik kelas juga hadir menyemangati. Ataupun tidak hadir, tapi mereka mendukung pelajar yang mengikuti Suneung dengan berbagai cara
Orang Tua yang menunggu anaknya ujian, mendo’akan supaya dapat hasil terbaik














Ataupun biasanya adik-adik kelas mereka menyemangati mereka 100 hari sebelum Suneung diadakan. Seperti memberi cokelat dan mug yang bertuliskan semangat dan semoga mendapat nilai yang tinggi!


Saat “Suneung” berlangsung  pemerintah juga turut membantu dengan mempermudah akses jalan untuk para siswa menuju lokasi ujian. Pak Polisi dan pengendara sepeda motor bersiap siaga untuk membantu mengantarkan siswa-siswi yang terlambat.
Bahkan, Pengendara sepeda motor pun turut membantu mengantarkan siswa yg terlambat
Bagi siswa yang terlambat, maka Polisi atau Masyarakat akan membantu mengantarkan

Dan apabila saat ujian “Suneung” lokasinya dekat dengan bandara/stasiun maka bandara/stasiun itu harus ditutup selama ujian. Tidak hanya itu para aktor & aktris Korea pun memberikan “cheering message” untuk para siswa yang menempuh ujian “Suneung”.
Song Joong Ki memberikan cheering message untuk para peserta Suneung

Konon, peserta ujian juga ada pantangan untuk tidak memakan sup rumput laut dikarenakan licin. Dan licin sama artinya dengan jatoh dan gagal. (seperti postingan yg lalu)
Maklumlah, Korea adalah bangsa yang terobsesi dengan pendidikan dan belajar. Memiliki gelar Sarjana di Korea adalah sangat penting, untuk mendapatkan pekerjaan terhormat dan membangun karier. Menurut survei OECD, 63% dari penduduk Korea yang usianya antara 25-34 merupakan lulusan perguruan tinggi. Gak heran, jika ujian masuk perguruan tinggi menarik minat yang tinggi.
Suasana ujian


Nah, gimana menurut kalian tentang Suneung di Korea ini?? enak ya kalo disana  adik-adik kelasnya semangatin para seniornya? aku jadi iri... :f: hahaha 
Semoga bermanfaat ^-^

Rewrite by Iriani@thehonesty21.blogspot.com


TAKE OUT WITH FULL CREDIT PLEASE!

1 komentar:

Unknown mengatakan...

luar biasa ya,,
trima kasih atas postingannya
sangat bermanfaat

Posting Komentar